Rabu, 03 Desember 2014

Dalam Gelap, Aku Melawan Waktu


ENTAH apa yang ada di depan sana. Waktu terus berlalu menggilas semuanya. Seakan tak berdaya, tapi ritme hidup itu aku harus lalui. Begitu menghimpit sanubari aku.... Susah untuk melewati detik dan menit. Padahal jam kehidupan terus menuntut aku untuk tidak leluasa.

Saat ini sudah dua bulan aku terkurung dalam kost gelap aku. Memang gelap kalau tidak nyalakan lampu disepanjang hari. Lebih gila lagi kalau listrik padam alias mati lampu. "Yah.
... terpaksa harus nyalakan lilin."

Perenungan di kost ini mungkin bukan barang baru, dan sudah sangat membosankan. Hanya pingin tidur saja supaya bisa melupakan berbagai hal di dunia nyata, walau itu sifatnya hanya sesaat saja. Aku kalau sudah bosan tidur, terpaksa baca semua situs lewat smart phone android pinjaman. "Punya tiga handphone, tapi pinjaman semuanya." Seakan waktu menyatakan kepada diriku mengenai status hidup yang hanya pinjaman pula dari Sang Khalik.

Paling membuat emosi naik, jika terima sms atau telpon dari orang yang aku kenal tapi seakan jadi duri dalam daging saja. Pesannya sehari itu sampai puluhan sms. "Emang gila orang itu, atau memang dia tercipta untuk menjadi orang dengan multi masalah karena sifat phobia manianya itu."

Sifat aku beberapa tahun ini jadi mudah meledak-ledak dan kalau diibaratkan benda berwujud cair, aku sama dengan premium yang cepat terbakar jika disulut api. Sudah saatnya aku harus mengambil langkah, atau keputusan. Apapun itu yang penting langkah kongkrit itu bisa secepatnya. Apa itu ? Jelas semua keputusan ada resikonya, aku tak mau terombang ambing dengan semua ini. Mengingat kebelakang hanya ada ingatan buruk. Menerjang ke depan adalah keharusan, apapun itu. Di pembaringan ini, aku kembali berpikir, kembali di kost gelap aku dengan sejumlah masalah dan satu tekad hidup, tak mau kalah dengan waktu yang membosankan.

0 komentar:

Posting Komentar